TEMPO.CO, Yogyakarta - Beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta dinilai makin membuka peluang Yogyakarta untuk pemberangkatan sendiri jamaah hajinya.
Baca juga: Batik Air Terbang ke Bandara Internasional Yogyakarta 15 Mei
"Jemaah haji asal DIY diusahakan bisa berangkat melalui bandara baru Kulon Progo itu," ujar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) DI Yogyakarta Edhi Gunawan dalam keterangannya Ahad, 19 Mei 2019.
Bandara baru di Kulon Progo dinilai akan sangat mendukung terwujudnya embarkasi di DIY. Sebab, Bandara Adisutjipto tidak memungkinkan. "Satu kloter bisa sekitar 370 jemaah haji, sehingga yang memungkinkan ya melalui YIA,” ujar Edhi.
Wacana pemberangkatan haji melalui Bandara Internasional Yogyakarta itu telah disinggung dalam pertemuan Kanwil Kemenag DIY dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X akhir pekan lalu di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan DIY.
Edhi menuturkan Kemenag RI memang mengarahkan embarkasi haji untuk dibangun oleh pemerintah daerah apabila memang memungkinkan.
“Di daerah yang lain kan sudah banyak pemerintah daerahnya mengelola sendiri (pemberangkatan haji) seperti di Donohudan (Solo)," ujarnya.
Dengan pemberangkatan haji melalui bandara Kulon Progo, selain lebih optimal layanannya bagi para jemaah haji DIY, hal tersebut bisa menjadi aset bagi pemerintah daerah.
Edhi menuturkan, untuk menindaklanjuti pemberangkatan haji mandiri dari Bandara Internasional Yogyakarta itu, saat ini pihaknya masih melakukan studi banding ke sejumlah daerah yang embarkasi hajinya sudah mandiri.
Untuk mewujudkan pemberangkatan haji mandiri itu, ujar Edhi, hal yang tak bisa di kesampingkan bahwa saat ini bandara Kulon Progo juga belum beroperasi secara optimal.
"Kami masih terus menunggu perkembangan pembangunan bandara Kulon Progo agar apa yang sudah direncanakan itu bisa segera direalisasikan," ujarnya.
Wacana menjadikan bandara Kulon Progo untuk pemberangkatan haji sudah santer sejak setahun silam. Maret 2018, Kantor Wilayah Kementerian Agama DI Yogyakarta telah membahas soal itu bersama DPRD DI Yogyakarta.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag DIY Noor Hamid menuturkan lahan yang diperlukan untuk membangun embarkasi di Yogya sekitar lima hektar.
Lokasi yang telah disurvei untuk lokasi embarkasi di Yogya itu antara lain di Kecamatan Temon Kulon Progo yang hanya berjarak sekitar 1,5 km dari bandara baru.
Selain itu survey telah dilakukan di lokasi lain seperti di tiga titik di Kecamatan Wates Kulon Progo yang berjarak 4,5 km dari bandara baru.
Kanwil Kemenag DIY sudah menyampaikan usulan membangun embarkasi di Yogya itu dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama pusat.
Hamid menuturkan kebutuhan bagi Provinsi DI Yogya memiliki embarkasi haji sendiri untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan penyelenggaraan ibadah haji.
“Selama ini jemaah haji Provinsi DI Yogyakarta diberangkatkan dan dipulangkan bersama dengan jemaah haji Provinsi Jawa Tengah melalui satu embarkasi di Solo,” ujarnya.
Hal ini bisa dipahami karena Embarkasi Solo selama ini disokong dengan Bandara Adi Sumarmo yang memang memiliki kapasitas untuk pendaratan dan pesawat angkutan jemaah haji.
Namun, Hamid menuturkan, sentralisasi keberangkatan jumlah haji DIY dan Jawa Tengah di Embarkasi Solo ini bukan tanpa masalah.
“Mengingat usia calon jamaah haji semakin hari semakin tua akibat panjangnya waiting list (antrean),” ujarnya.
Pun, untuk jamaah asal DIY dan juga Jawa Tengah bagian barat, perjalanan dari kabupaten/kota asal menuju lokasi embarkasi Solo menjadi perjalanan yang panjang dan melelahkan.
Adanya Bandara Internasional Yogyakarta ini memberi harapan baru bagi kemudahan dan peningkatan layanan calon jamaah haji.